Isa Al-Masih mengajarkan, “Hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendir; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga” (Injil, Surat Filipi 2:3-4)
Sekarang Anda sedang melihat Video “Lika-Liku Keluarga Ahmad Soeparno” episode keempat. Tema yang diangkat pada episode ini mengenai “Sikap Toleransi di Bulan Ramadhan.” Ilustrasi dalam video ini akan menolong Anda untuk mengerti bagaimana seharusnya sikap seorang yang sedang berpuasa kepada mereka yang tidak berpuasa.
Untuk melihat episode sebelumnya Anda dapat klik di sini.
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Anda, wajarkah seorang yang berpuasa meminta agar diperlakukan secara khusus oleh mereka yang tidak berpuasa? Jelaskan alasan Anda!
- Setiap Ramadhan kita sering melihat razia penutupan rumah makan yang dilakukan oleh kelompok Muslim tertentu. Jelaskanlah bagaimana ajaran Islam tentang razia penutupan rumah makan ini!
- Ramadhan dikenal juga sebagai bulan suci atau bulan penuh berkah. Menurut Anda, apakah Allah berkenan memberi berkah-Nya bagi mereka yang berlaku kasar kepada sesamanya? Jelaskan alasan Anda!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk pertanyaan singkat, dapat mengirimkan SMS ke: 0812-81000-718.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
~
Saya menggaris-bawahi video tadi yang mengatakan bahwa Yesus berkorban buat menebus dosa manusia.
Pertanyaannya, apakah Yesus mati atas kemauan sendiri? Ternyata tidak. Yesus mati karena pengkhianatan. Dia tidak mengorbankan dirinya untuk disalib, tapi karena pengkhiatan Yesus mati.
Apakah Yesus rela dan ikhlas disalib? Sama sekali tidak. Yesus sangat marah dengan pengkhianatan itu. Bahkan dia memyumpahi si pengkhianat dengan kata “celakalah.” Apakah tujuan si penghukum agar dosanya ditebus Yesus? Tidak. Yesus dibunuh karena bersalah mengaku sebagai Mesias.
~
Memang orang mengira Yesus tidak rela saat disalib. Bahkan musuh-musuh-Nya mengejek Dia “‘Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan!’ Kata mereka” (Injil, Rasul Markus 15:31)
Yesus bisa saja mencegah diri-Nya untuk tidak disalibkan. Dia bisa saja turun dari kayu salib kapan saja Dia mau. Tapi Dia memilih untuk tidak melakukan itu. Dia dengan sukarela bersedia disalib untuk mati menggantikan manusia berdosa. Kematian-Nya diperlukan untuk memenuhi hukum yang menuntut bahwa hukuman dosa dibayar melalui kematian. Jika Yesus tidak mati, maka kitalah yang harus mati untuk dosa-dosa kita.
Satu-satunya jalan kita dapat dibebaskan dari kematian adalah jika Yesus tidak menyelamatkan diri-Nya sendiri. “Kata-Nya kepada mereka: ‘Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa’” (Injil, Rasul Lukas 24:46-47).
~
Saodah
~
Memangnya agama Kristen kenal nama Isa Al-Masih? Setau saya Isa Al-Masih seorang nabi. Mengapa seolah-olah Dia berfirman?
~
Tentu! Tentu orang Kristen kenal nama Isa Al-Masih. Bahkan seharusnya setiap manusia berdosa wajib mengenal Isa Al-Masih. Karena hanya Isa Al-Masih satu-satunya yang dapat menyelamatkan orang berdosa dari hukuman dosa.
Inilah janji Isa akan hal itu, “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:12).
Jika Anda ingin mengenal Pribadi Isa Al-Masih, Anda dapat menghubungi saya lewat email di: saodah@idionline.info, saya tidak keberatan untuk menjelaskan secara rinci tentang Isa Al-Masih kepada Anda.
~
Saodah
~
Darimana ajaran bahwa Yesus menebus dosa untuk manusia? Kedengarannya tidak logis. Ada seseorang menebuskan dosa untuk manusia.
Jika mungkin, apakah Yesus mengatakan “baiklah, sekarang kamu sudah bebas dari dosa. sekarang silahkan melakukan semau Anda. Karena di dunia sudah ditebus dosanya.”
Kedengarannya tidak logis. Tentang penebusan dosa itu sama sekali (100%) bukan ajaran Yesus. Tapi manusia sendiri yang beranggapan begitu. Apakah manusia yang mengatur agama?
Jika Anda berkenan dengan saya, saya ingin mengajak Anda berkomunikasi di app watsapp. Ini no saya 0895367153077.
~
Memang ajaran tentang penebusan ini kedengarannya tidak logis dan aneh. Ada seorang manusia mau rela mati demi keselamatan manusia lainnya.
Jika Yesus hanya manusia biasa, sama seperti Anda atau nabi-nabi sebelumnya termasuk Muhammad. Maka kita bisa berkata ‘penebusan itu tidak masuk akal.’ Tapi bagaimana bila yang melakukan penebusan itu adalah Tuhan, masihkah kita berkata hal itu aneh dan tidak logis?
Menurut Sdr Ilham bagaimana?
Maaf, saya tidak punya whatsApp. Tapi Anda dapat menghubungi saya lewat SMS di nomor ini: 0812-81000-718.
~
Saodah
~
Jika di dalam suatu kitab masih ada satu saja pertentangan, maka kitab tersebut dinyatakan sudah tidak murni. Di antara kitab-kitab yang Allah turunkan kepada kita, hanya Al-Quran yang tidak ada pertentangan satu pun di dalamnya.
~
Sebelumnya Anda mempertanyakan tentang penebusan yang Yesus lakukan karena menurut Anda hal tersebut tidak logis.
Saya sudah mencoba memberi penjelasan atas pertanyaan Anda tersebut. Sebelum kita membahas soal lain, dapatkah Anda memberi tanggapan atas penjelasan saya pada pertanyaan Anda sebelumnya?
Atau, apakah Anda sudah percaya bahwa Yesus memang benar-benar berkuasa mengampuni dosa?
~
Saodah
~
Saya menganggap bahwa yang melakukan penebusan dosa itu adalah seorang manusia biasa, maka dari itu saya mengatakan bahwa penebusan dosa itu tidak logis.
Dan Anda menjawab dengan “memang tidak logis kalau yang melakukan penebusan dosa ini adalah seorang “tuhan.”
Justru jawaban Anda itu lebih tidak logis lagi. Apakah masuk logika bahwa Tuhan melakukan penebusan dosa di palang salib dan Tuhan itu mati karena sudah melakukan penebusan dosa. Apakah logis Tuhan bisa mati?
~
Memang tidak akan logis, bila yang melakukan penebusan dosa itu adalah manusia biasa. Bahkan Al-Quran pun berkata, “. . . seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain” (Qs 6:164). Bahkan nabi-nabi Allah pun meminta pengampunan kepada Allah atas dosa-dosa mereka.
Bagaimana dengan yang tidak berdosa? Jelas layak memikul dan sangat logis untuk bisa memikul dosa orang lain, bukan?
Nah, itulah yang dilakukan Isa Al-Masih lewat kematian-Nya disalib. Firman Allah berkata, “. . . Ia [Isa Al-Masih] telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa” (Injil, Rasul Besar Yohanes, Injil, Surat 1 Yohanes 3:3).
~
Saodah
~
Jika Yesus sudah menebus dosa kalian, apa arti hidup di dunia. Bagaimana ada hukum sorga neraka jika dosa saja sudah diampuni.
Dan sangat tidak logis bahwa semua manusia sudah terbebas dari dosa. Lalu untuk apa Tuhan menciptakan neraka untuk membersihkan dosa?
Dalam artian, dosa itu bisa diampuni karena taubatan nasuha. Yaitu memohon ampun kepada Tuhan. Bukan semata-mata karena Yesus melakukan penebusan dosa. Renungkan ini sodara!
~
Ketika Isa sudah menebus dosa pengikut-Nya, bukan berarti mereka dapat hidup seenak mereka. Menurut saya, bila ada orang yang seperti itu, berarti dia adalah type orang yang tidak dapat berterimakasih.
Orang Kristen yang sudah menerima jaminan keselamatan lewat pengorbanan Isa di salib, akan berusaha hidup sesuai dengan firman Allah. Karena hal tersebut adalah wujud dari ucapan syukur/terimakasih mereka kepada Isa atas apa yang telah diperbuat-Nya.
Jadi, menurut kepercayaan orang Kristen, berbuat baik atau menaati hukum bukan supaya bersih dari dosa. Melainkan sebagai ucapan syukur atas karunia keselamatan yang sudah Allah berikan.
Isa mengajarkan sorga dan neraka itu kekal. Neraka bukan sebuah tempat persinggahan bagi orang berdosa untuk membersihkan dosanya.
Dan lagi, bila ada cara untuk terhindar dari neraka sepenuhnya, mengapa harus mau memasukinya terlebih dahulu?
~
Saodah