Artikel di bawah ini sudah diperbaharui dengan video yang memiliki suara
“Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus [Al-Masih], Tuhan, di kota Daud” (Injil, Rasul Lukas 2:10-14).
Pada episode ini, Video “Lika-Liku Keluarga Ahmad Soeparno” mengangkat tema mengenai “Pantaskah Bila Muslim Ikut Perayaan Natal.” Tema ini diangkat karena umat Muslim mempunyai pandangan berbeda mengenal hal tersebut. Bagaimana firman Allah menjelaskannya? Haramkah hukumnya mengikuti atau bahkan sekedar mengucapkan selamat Natal?
Lewat video di bawah ini Anda akan menemukan jawabannya!
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apakah sebenarnya makna kedatangan (kelahiran) Isa Al-Masih ke dunia?
- Manakah lebih baik, merayakan kelahiran Isa secara jasmani, atau merayakan kelahiran-Nya secara rohani? Jelaskan alasannya!
- Setujukah saudara bahwa semua umat beragama, termasuk Muslim pantas merayakan Natal? Mengapa?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk pertanyaan singkat, dapat mengirimkan SMS ke: 0812-81000-718.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
~
Semua keyakinan yang diakui di NKRI adalah membangun. Beberapa hal kita butuhkan ialah kedewasaan, kecerdasan dan kebijaksanaan.
~
Terimakasih Sdr. Mangihut komentar Anda di atas. Saya sangat setuju, sebagi bagian dari NKRI kita perlu membangun bangsa ini.
Dalam membangun bangsa yang bermartabat, kita memerlukan kedewasaan, kecerdasan, dan kebijaksanaan. Dan di atas semua itu adalah kita harus menjadi orang yang percaya akan adanya Tuhan. Karena segala sesuatu akan dapat terjadi bila Allah mengijinkan.
Firman Allah mengatakan, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Injil, Rasul Besar Matius 6:33).
~
Saodah
~
Tidak perlu dibahas, karena tanpa ucapan itu pun, kami tidak akan mengurangi nilai toleransi kami kepada agama lain. Dalam Islam sangat menjunjung toleransi tapi tidak untuk yang merusak aqidah dan tauhid kami.
~
Saya setuju dengan Anda. Sebagai sesama umat beragama, kita perlu menjunjung tinggi sikap toleransi. Andai saja seluruh umat beragama di Indonesia mempunyai pemikiran seperti Anda dan juga melaksanakannya, tentu akan tercipta damai di negeri kita ini.
Namun sayangnya, jangankan untuk mengucapkan ‘selamat hari Natal’ kadang untuk merayakan hari Natal itupun sering dihalang-halangi.
~
Saodah
~
Islam cinta damai, Kristen penuh kasih sayang, Hindu, Budha, KongHucu tidak suka bertengkar. Ini harus menjadi landasan dan sokoguru dalam membangun toleransi antar setiap pemeluk agama dan aliran kepercayaan lainnya yang ada di bumi NKRI. Salam.
~
Seperti tanggapan saya pada komentar Sdr. Muhammad Rizal di atas. Andai saja seluruh umat beragama di Indonesia mempunyai pandangan yang sama seperti Anda dan Sdr. Muhammad Rizal, maka akan tercipta kedamaian di NKRI.
Namun faktanya, Anda dapat melihat sendiri bagaimana mereka yang menyebut sebagai mayoritas menindas mereka yang minoritas. Sungguh disayangkan!
~
Saodah