Menurut H. Sumanto Al Qurtuby, dosen di King Fahd University for Petroleum and Gas, Arab Saudi, jauh berabad-abad sebelum Al-Quran hadir, Kitab Suci Yahudi [seperti Talmud], sudah mengsyari’atkan tentang hijab ini. Karena itu tradisi hijab ini bukan hanya ‘sangat Islami’ tetapi juga ‘sangat Yahudi.’
Hijab dan cadar (niqab, burqa, khimar, dlsb) yang sudah lama dipraktekan oleh masyarakat Assyria pada tahun 5.000 sM [sebelum Masehi], yang kemudian diadopsi dan dipraktekan oleh imperium-imperium Neo-Assyria di zaman pra-Islam seperti Babilonia, Partha, Roman, Sasania, Media, Persia, dlsb.”
Sekarang Anda sedang melihat Video “Lika-Liku Keluarga Ahmad Soeparno” episode ketiga. Tema yang diangkat pada episode ini mengenai “Mana Lebih Penting, ‘Berhijab atau Kesucian Hati’”? Ilustrasi dalam video ini mengulas tentang asal-usul berhijab, serta hubungannya dengan keselamatan Muslimah di akhirat.
Untuk melihat episode sebelumnya, silakan klik di sini.
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bagaimana pandangan Anda tentang fakta bahwa hijab berasal dari budaya non-Islam?
- Mengapa Allah mementingkan kebersihan/kesucian hati, perbuatan dan kehidupan manusia daripada hijab?
- Selain lewat Isa Al-Masih, menurut Anda adakah cara lain untuk menyucikan diri kita dari segala dosa? Jelaskan pandangan Anda!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk pertanyaan singkat, dapat mengirimkan SMS ke: 0812-81000-718.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”