Kitab Suci Injil mengajarkan bahwa sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan sunat secara hurufiah. Apakah arti “sunat di hati” itu? Dan apa perbedaannya dengan sunat yang dilakukan oleh umat Muslim?
Sekarang Anda sedang melihat Video “Lika-Liku Keluarga Ahmad Soeparno” episode ketiga. Tema yang diangkat pada episode ini mengenai “Makna Sunat Menurut Islam dan Kristen.” Mengapa orang Kristen tidak disunat? Benarkah Isa Al-Masih disunat karena alasan agama, atau ada alasan lain? Apakah disunat atau tidak mempengaruhi layak tidaknya seseorang masuk sorga? Lewat video di bawah ini Anda akan menemukan jawabannya! Untuk melihat episode sebelumnya Anda dapat klik di sini.
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa Muslim wajib disunat, sementara perintah sunat tidak ada dalam Al-Quran?
- Jelaskan perbedaan makna ‘sunat’ menurut Islam dan Kristen!
- Bila sunat tidak menjamin seseorang masuk sorga, mengapa hal tersebut wajib dilakukan bahkan kepada para wanita?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk pertanyaan singkat, dapat mengirimkan SMS ke: 0812-81000-718.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
~
Sumber hukum Islam itu ada tiga. Al-Quran, Al Hadist, dan Ijma ulama. Al-Quran adalah sumber segala sumber hukum Islam. Jika dalam tata negara ada UUD atau konstitusi, maka dalam Islam Al-Quran konstitusinya. Layaknya konstitusi, Al-Quran tidak menjelaskan secara gamblang suatu perintah atau larangan. Maka Al Hadis yang menjabarkannya.
Perintah khitan/sunat adalah perintah Allah yang tidak spesifik dalam Al-Quran, hanya perintah mengikuti risalah nabi Ibrahim. Secara kesehatan bersunat juga baik.
~
Saya senang dengan pendapat Anda yang menyatakan bahwa sunat adalah perintah Allah SWT yang tidak spesifik dalam Al-Quran. Ini menandakan Allah SWT tidak pernah memerintahkan sunat secara langsung sebagai syarat dalam beragama, bukan? Saya memikirkan hal ini lebih jauh.
Bila Al-Quran tidak menjelaskan sunat secara spesifik, mengapa sunat dijadikan aturan agama? Apakah sunat dapat memberikan jaminan masuk sorga? Saya berharap Anda dapat membagikan pendapat mengenai hal ini.
~
Solihin
~
Itulah bedanya umat Kristen dan Islam. Umat Islam beriman dalam hati. Mengatakan dan kemudian melaksanakan sesuatu yang diimaninya. Selain kepada Nabi Muhammad, umat Islam juga beriman kepada utusan Tuhan sebelumnya seperti Nabi Ibrahim, Musa, dan Isa (Yesus). Maka umat Islam meneladaninya dan melaksanakan keimanannya.
Demikian juga Yesus mengimani ajaran nabi dan utusan Tuhan sebelumnya. Nabi sebelumnya disunat, Yesus pun ikut disunat.
~
Benar yang Anda katakan di atas, bahwa nabi-nabi sebelumnya melakukan sunat. Tapi, benarkah sunat merupakan dasar dari iman mereka? Apakah seseorang yang disunat lebih suci di hadapan Allah daripada mereka yang tidak disunat?
Firman Allah mengajarkan, “Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih” (Injil, Surat Galatia 5:6).
Jika Anda ingin tahu lebih jauh ajaran Yesus tentang sunat, Anda dapat menghubungi saya lewat email di: saodah@idionline.info.
~
Saodah
~
Topik sunat ini menjadi topik terberat dan paling dihindari oleh kawan-kawan Muslim di semua situs debat. Bahkan di situs milik mereka sendiri (Laskar Islam) yang sampai detik ini masih aman saja untuk diakses. Topik ini tidak pernah terjawab dengan tuntas. Mirip dengan pertanyaan saya tentang bukti “base on Quran” jika Allah swt itu pernah eksis di jaman sejarah Islam berdiri, baik kepada Muhammad ataupun pada bangsa Arab.
~
Terimakasih untuk pandangan Anda. Kami sendiri merasa bahwa setiap umat beragama penting untuk mengetahui makna sunat yang sebenarnya, yaitu sunat secara rohani. Juga, perlu kita memahami bahwa sunat jasmani tidak berdampak apapun di hadapan Allah selama kita belum menyunat hati kita dari dosa-dosa yang membuat kita tidak berkenan di hadapan Allah.
~
Saodah