Artikel di bawah ini sudah diperbaharui dengan video yang memiliki suara
Video seri ini masih berbicara soal keinginan Pak Soeparno sekeluarga untuk menuaikan Ibadah Haji. Ibu Entin masih tidak yakin dengan rencana keluarga yang akan pergi berhaji. Disamping biaya yang cukup mahal, Ibu Entin juga masih bingung mengapa harus pergi jauh-jauh hanya untuk beribadah? Bukankah Allah tidak terbatas oleh ruang dan waktu?
Sekarang Anda sedang melihat Video “Lika-Liku Keluarga Ahmad Soeparno” episode ketiga. Untuk melihat episode sebelumnya Anda dapat klik di sini. Video ini akan menolong Anda melihat makna berhaji dari sisi lain. Silakan klik video di bawah ini.
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Bila naik haji hanya diwajibkan bagi orang yang mampu, jadi sebenarnya apakah tujuan naik haji itu?
- Apakah seorang haji sudah pasti terjamin keselamatan sorgawinya? Jelaskan alasannya!
- Menurut saudara, apakah seorang yang mempunyai gelar “haji” Allah akan selalu berkenan pada ibadahnya? Sebutkan alasannya!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, baik dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk pertanyaan singkat, dapat mengirimkan SMS ke: 0812-81000-718.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah”
~
Semoga Anda diberi hidayah Allah SWT sehingga bisa mengetahui mana kebenaran, mana fitnah, dan mana kebatilan dan kebodohan. Serta bisa menikmati pula nikmat dan tentramnya menjadi umat nabi akhir zaman Muhammad.
~
Terimakasih untuk doa yang Anda panjatkan.
Berhubung video di atas sedang membahas soal naik haji, kiranya Anda tidak keberatan memberi penjelasan untuk pertanyaan berikut ini:
1. Bila naik haji hanya diwajibkan bagi orang yang mampu, jadi sebenarnya apakah tujuan naik haji itu?
2. Apakah seorang haji sudah pasti terjamin keselamatan sorgawinya?
3. Menurut Anda, apakah seorang yang mempunyai gelar “haji” Allah akan selalu berkenan pada ibadahnya?
~
Saodah
~
Yang pasti adalah kelak saat Nabi Isa turun ke dunia menjelang kiamat, maka orang Nasrani akan berbondong-bondong masuk Islam dan selamatlah orang Nasrani saat itu.
Sedang yang sekarang dan yang sudah meninggal dan berkeyakinan Isa adalah Tuhan, dipastikan masuk neraka selama-lamanya tanpa batas waktu. Dan sekarang yang sudah mati, sedang dalam penyesalan yang tiada tara. Mereka saat ini merengek supaya dihidupkan kembali, tetapi sudah terlambat.
Semoga pemilik web ini mendapat hidayah untuk memeluk Islam sebelum terlambat /mati.
~
Saya sungguh terharu membaca tulisan Anda di atas. Dan sempat terbersit di pikiran untuk mempercayai tulisan fiksi Anda tersebut.
Tapi terimakasih untuk doa Anda agar kami memeluk agama Islam. Tapi, bagaimana mungkin kami menjadi seorang Islam, sementara Al-Quran sendiri berkata, “Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya” (Qs 35:8). Bagaimana jika Allah memilih Anda sebagai orang yang akan disesatkannya? Bukankah tidak ada kepastian bahwa Anda akan pasti terhindar dari siksa neraka?
Bagi kami, menjadi pengikut Isa Al-Masih sudah cukup. Tidak perlu yang lain. Karena Isa berkata, “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:12).
Untuk masalah akhirat, jangan coba-coba. Pilih yang pasti-pasti saja. Dan Isa Al-Masih adalah “Jalan” yang pasti!
~
Saodah
~
Memang Kristen mengaku pengikut dari para Nabi Abraham, Ishak, Musa. Namun ajaran kitab sucinya yang dipakai hanya yang ada hubungannya dengan nubuat Yesus. Padahal Yesus sendiri mengatakan dalam Matius 5:17-20 bahwa Yesus tidak menghapus hukum Taurat.
Bahkan Yesus mengancam bagi yang kehidupan keagamaannya tidak lebih benar dari kehidupan keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, dipastikan tidak masuk Kerajaan Sorga. Apalagi perintah Taurat, sebenarnya dalam Perjanjian Lama ada perintah berhaji. Tapi mereka mengabaikan malah.
~
Benar! Yesus tidak pernah meniadakan hukum Taurat. Bahkan Yesus berkata, “Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala” (Injil, Rasul Besar Matius 5:21-22). Yesus menuntut hidup lebih sempurna dari sekedar melakukan hukum Taurat!
Jadi, bila Anda berkata bahwa syarat untuk masuk Kerajaan Sorga semata-mata hanya dengan melakukan hukum Taurat, adakah yang bisa melakukannya? Jelas tidak! Itulah sebabnya firman Allah berkata bahwa keselamatan adalah anugerah dari Allah dalam diri Yesus.
Dalam Perjanjian Lama ada perintah berhaji? Bila benar, tolong berbagi di sini informasi tersebut.
~
Saodah
~
Sebagai kata pembuka, saya ucapkan salam bercakap.
Saya bingung harus mulai dari mana. Anda mengajak orang berdiskusi melalui email. Saya sudah sampaikan berpuluh kali. Kapan sudi kiranya pihak dari Isa Dan Islam sudi berdialog dengan saya.
Dan hanya satu kali saya direspon dan yang berhasil menemui saya hanya seorang pelajar agama. Saya hendak ketemu dan berdiskusi dengan seorang pendeta. Tapi yang malah dikirimkan hanya pelajar. Sudi kiranya pihak Isa Dan Islam mengakomodir permintaan saya.
~
Sdr. Faiz,
Maaf sebelumnya. Karena komentar Anda tidak menyinggung soal tema video yang sedang dibahas, dan lebih bersifat personal, maka saya menjawab komentar Anda langsung ke email Anda.
Silakan Anda cek di email Anda. Terimakasih!
~
Saodah
~
Naik haji adalah kewajiban Muslim. Jika Anda bukan Muslim, Anda tidak perlu mencampuri ibadah agama kami. Yang memerintahkan haji adalah Allah Tuhan kami. Jadi tujuan haji adalah memenuhi perintah Tuhan.
Ini sama halnya Tuhan Anda memerintahkan Isa untuk meluruskan agama bangsa Israel. Apakah Isa akan mengeluh? Tentu tidak. Apakah Anda pergi ke gereja juga mengeluh?
~
Terimakasih Sdr. Dimaa untuk penjelasan Anda. Kami sungguh menghargainya.
Sebenarnya, di sini kami bukan ingin ikut campur. Juga, kami paham bila naik haji adalah kewajiban Muslim. Namun, tidak ada salahnya bukan bila kita saling mengerti dan memahami ajaran agama yang ada?
Misalnya, dikatakan ibadah haji adalah kewajiban bagi Muslim yang mampu. Bagaimana yang tidak mampu? Juga, benarkah seorang yang bergelar “haji” Allah akan selalu berkenan kepada ibadanya? Mengapa masih banyak orang-orang dengan gelar haji tapi masih melakukan hal-hal yang dilarang Allah, seperti korupsi misalnya?
Mungkin Sdr. Dimaa dapat memberi tanggapan?
~
Saodah
~
Saya coba jawab satu pertanyaan saja. Pertanyaannya: Ibadah haji adalah kewajiban bagi Muslim yang mampu. Bagaimana yang tidak mampu?
Jawaban saya: Yang tidak mampu, ya tidak wajib.
~
Terimakasih Sdr. Heri Heryanto untuk jawabannya yang singkat dan jelas.
Sebagaimana kita ketahui ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima. Bukan hanya itu, Muslim percaya bahwa ibadah haji adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Juga, dengan melakukan ibadah haji maka Anda akan mendapat cukup banyak pahala. Beberapa berpendapat, dengan menaikkan doa saat berhaji maka kemungkinan untuk Allah mendengar dan menjawab doa jauh lebih besar. Karena doa dinaikkan di rumah Allah.
Jika memang bagi yang tidak mampu tidak wajib menaikkan ibadah haji, maka dengan kata lain, orang-orang yang tidak mampu, tidak akan mendapat kenikmatan-kenikmatan di atas, bukan?
Dalam hal ini, apakah Sdr. Heri setuju bila saya berkata Alloh swt itu tidak maha adil?
~
Saodah
~
Salam,
Setuju sekali. Kalau memang cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan banyak pahala hanya dengan pergi haji. Tapi tidak seperti yang Mba Saodah ketahui, ada amalan/ibadah yang apabila dilakukan akan mendapatkan pahala setara pahala pergi haji, bahkan bisa berlipat. Dalam ibadah, kelas sosial tak berlaku.
~
Terimakasih Sdr. Heri Heryanto untuk penjelasannya.
Jika memang kita bisa mendapatkan banyak pahala tanpa pergi haji, lantas mengapa haji termasuk dalam rukun Islam? Maksud saya, mengapa hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah harus pergi ke kota atau tempat tertentu? Bukankah Allah itu bersifat infinity dan tidak terbatas akan ruang dan waktu?
~
Saodah
~
Haji adalah aktualisasi ketakwaan, Tuhan menyuruh kita menapaktilasi prosesi penghambaan Ibrahim dan keluarganya. Melaksanakan ibadah Haji diwajibkan (bagi mereka yang mampu) karena subtansinya adalah kepatuhan.
~
Benarkah haji dapat dikatakan sebagai menapaktilasi prosesi penghambaan Ibrahim dan keluarganya? Mari kita lihat sejarah Nabi Ibrahim.
Kitab Suci dan buku-buku sejarah tidak pernah menuliskan bahwa Ibrahim tinggal di Arab Saudi. Sarah isteri Abraham juga bukan orang Arab. Sedangkan mudaknya Hagar yang melahirkan Ismail adalah orang Mesir. Ketika Ibrahim mengusir Hagar dan Ismail dari rumahnya, dikatakan, “Maka tinggallah ia [Ismail] di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir” (Taurat, Kitab Kejadian 21:21).
Paran adalah rute menuju Mesir tempat Hagar berasal. Hal ini sangat naluriah dan masuk akal, dimana saat Hagar diusir oleh Ibrahim, tentu dia memilih untuk pulang ke kotanya dan bukan menuju negeri yang belum didiami seorangpun.
Jadi, bila haji disebut sebagai napaktilas prosesi penghambaan Ibrahim dan keluarganya, rasanya sangat tidak masuk akal.
~
Saodah
~
Memang Hagar pulang ke kotanya sebelum melahirkan Ismael. Dan apa yang terjadi adalah Sarai memperlakukannya dengan sangat keras sehingga Hagar melarikan diri dari tuannya. Tetapi malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya (Kejadian 16:9-12) Kemudian Hagar kembali kepada tuannya dan melahirkan Ismael.
Setelah melahirkan, Ibrahim membawa mereka menuju negeri yang belum didiami seorangpun.
Paran memiliki arti lebih dari satu:
– kota Paran: kota Mekkah.
– Kawasan Paran: Semenanjung Arabia
dll
~
Benarkah Ibrahim membawa Hagar dan Ismail pergi mengembara? Lihatlah ayat ini:
“Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba” (Taurat, Kitab Kejadian 21:14).
Ayat ini dengan jelas mengatakan bahwa Abraham/Ibrahim menyuruh Hagar pergi. Tidak dikatakan bahwa mereka (Ibrahim dan Hagar) pergi bersama-sama.
Pada zaman itu orang-orang belum mengenal Mekkah karena Mekkah baru dikenal setelah zaman Muhammad. Menurut Sdr. Heri, apakah masuk akal seorang ibu dengan anak kecil tatkala diusir akan pergi ke sebuah tempat tak berpenghuni sama sekali?
Kembali kepada komentar Anda sebelumnya. Rasanya mustahil bila ibadah Haji merupakan perintah Tuhan untuk menapaktilasi prosesi penghambaan Ibrahim dan keluarganya, karena Ibrahim tidak pernah bersinggungan dengan Mekkah pada zamannya.
~
Saodah