Pada perayaan Idul Adha, umat Muslim bukan saja merayakannya dengan berkurban. Tapi juga untuk mengenang peristiwa pengorbanan anak Nabi Ibrahim. Muslim dan Nasrani mengajarkan bahwa akhirnya anak Nabi Ibrahim tidak jadi dikorbankan.
Mengapa anak Nabi Ibrahim perlu ditebus atau diganti?
Video berikut berjudul “Tujuan Idul Adha, Anak Ibrahim Ditebus dan Keselamatan.” Ilustrasi dalam video ini akan menolong Anda untuk lebih mengerti makna yang tersembunyi dari pengorbanan anak Nabi Ibrahim. Bila Anda mempunyai pertanyaan atau pandangan lain, silakan mengemail staff kami atau kirimkan pertanyaan singkat Anda lewat WA/SMS ke 0812-8100-0718.
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut Anda mengapa anak Nabi Ibrahim harus ditebusi/diganti?
- Apa pendapat Anda soal tujuan korban Idul Adha menurut Wahyu Allah (Taurat, Zabur dan Injil) di atas?
- Mengapa kematian Isa Al-Masih menjadi korban keselamatan bagi manusia yang percaya kepada-Nya?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk pertanyaan singkat, dapat mengirimkan SMS ke: 0812-81000-718.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
~
Di video ini ada wanita berhijab dengan tulisan “…akuilah dosa pada ISA ALMASIH dan percayalah padanya” Ketahuan tidak punya temen Muslim. Semua Muslim itu percaya adanya Isa tapi bukan sebagai TUHAN melainkan sebagai nabi.
~
Vallen,
Tepat yang disampaikan oleh Anda. Muslim mengakui bahwa Isa Al-Masih adalah nabi. Tentu ini yang dipahami oleh Muslim. Tetapi pernahkah Anda membaca Al-Quran dan membandingkan dengan Injil? Bukankah Isa Al-Masih memiliki kuasa yang membuktikan Dia lebih dari sekedar nabi? Misal, Isa Al-Masih berkuasa mengampuni dosa. Itu sebabnya, Isa Al-Masih nuzul ke dunia untuk “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28). Dengan demikian, pengorbanan sesungguhnya untuk menyelamatkan manusia dari neraka telah dikerjakan Isa Al-Masih.
Pertanyaannya, mengapa kematian Isa Al-Masih menjadi korban keselamatan bagi manusia yang percaya kepada-Nya?
~
Solihin
~
Jika Anda mengakui Yesus sebagai Tuhan, sebegitu dramakah Tuhan harus mengorbankan diri-Nya di depan ciptaannya? Lantas apa tujuan Tuhan mencipatakan manusia jika Ia yang menebus dosa? Dosa membunuh, memperkosa, berhutang, dll. Lantas manusia di dunia bebas karena dosa sudah ditebus?
~
Dony,
Perlu dipahami bahwa Allah adalah konsisten dengan janji dan sifat-Nya. Allah adalah mahaadil dan mahakasih. Sifat mahakasih dan mahaadil ini mesti dilaksanakan. Itu sebabnya, Allah merelakan diri-Nya nuzul ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari neraka agar manusia bisa masuk sorga. Ini adalah sifat mahakasih Allah. Lalu, bagaimana dengan sifat mahaadil-Nya? Tentu setiap manusia yang berdosa harus dihukum, bukan? Itu sebabnya, Allah merelakan diri-Nya nuzul dan menjadi manusia sehingga Ia membiarkan diri-Nya menerima hukuman manusia agar manusia selamat. Ini adalah kasih dan keadilan Allah.
Bagaimana dengan Allah SWT? Apa bukti kasih dan keadilan Allah SWT untuk menghukum Muslim dan memberikan jaminan pasti Muslim masuk sorga? Tertulis dimanakah itu dalam Al-Quran? Mohon pencerahan.
~
Solihin
~
Tujuan pengorbanan anak Nabi Ibrahim adalah ujian ketaqwaan bagi Nabi Ibrahim sebagaimana QS Surat Ash Shaffat: 106. Karena itu sebagai imbalan atas ketaqwaan Nabi Ibrahim, Allah menganugerahkan putra bernama Ishak yang lahir dari Sarah yang sebelumnya mandul dalam waktu yang lama. Jika Yesus datang ke dunia untuk meninggal di kayu salib mengapa dia sangat ketakutan sebagaimana ayat Lukas 22:44, Matius 21:18?
~
Hasan,
Menarik sekali pernyataan Anda di atas. Mencermati tulisan Anda di atas, maka ada baiknya membandingkan Taurat (sumber primer) dengan Al-Quran. “Firman-Nya: ‘Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu'” (Taurat, Kejadian 22:2). Bandingkan dengan Qs 37:102, “Maka tatkala anak itu sampai berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab: “Hai bapakku…”
Taurat menyebutkan nama anak yang dikurbankan adalah Ishak. Sedangkan Allah SWT tidak tahu nama anak itu. Bagaimana mungkin imbalan atas ketakwaan Ibrahim adalah Ishak? Tertulis dimanakah dalam Al-Quran bahwa imbalan atas ketakwaan Ibrahim adalah Ishak? Mohon pencerahan.
~
Solihin
~
Ini doktrin, banyak yang salah. Dari bahasanya salah. Kalau korban berarti merujuk bencana atau musibah, berapa jumlah korban tewas, yang adanya hari raya qurban. Dan untuk apa pula kita minta pengampunan kepada Isa. Seharusnya kita minta ampunan kepada sang pencipta Isa. Kalau mau buat artikel seperti ini coba ujian SBMPTN dulu. Kalau mau berkhotbah, berkhotbah yang benar, jangan suka memotong ayat dan mengganti kalimat.
~
Hamba,
Tentu tidak mau meminta pengampunan kepada Isa Al-Masih adalah hak Anda. Setiap orang berhak untuk membuat keputusan bagi dirinya sendiri. Namun, perlu dipikirkan dan direnungkan, yaitu apakah Allah SWT akan mengampuni dosa Anda bila Anda meminta ampun pada Allah SWT? Sebab tidak ada bukti di mana Allah SWT mengampuni umat Islam, selain menjamin Muslim pasti masuk neraka (Qs 19:71-72). Bukankah ini menyedihkan?
Namun, agar hal ini menjadi semakin jelas bagi semua pengunjung situs ini, bolehkah kami tahu tertulis dimanakah dalam Al-Quarn jaminan pasti Anda dan Muslim lainnya diampuni dosanya sehingga dimasukkan ke sorga? Mohon pencerahan.
~
Solihin
~
Semacam anak kecil sedang nyanyi lagu nina bobo. Kalian umat tanpa kitab suci, alias tukang comot kitab orang. Taurat itu kitab umat Musa. Semua kitab comot sana, comot sini, hanya bermodal terjemahan. Belajarlah yang serius. Jangan sesat menyesatkan.
~
Alan,
Saya menghargai pendapat Anda walaupun pendapat itu tidak memiliki dasar yang jelas. Sebelum umat Islam muncul dengan Al-Quran, pengikut Isa Al-Masih telah memiliki kitab Taurat, Zabur, dan Injil.
Di samping itu, riwayat tentang kurban pun dijelaskan secara eksplisit dan gamblang dalam kitab suci Taurat yang digenapi oleh Isa Al-Masih. Isa Al-Masih merupakan kurban Agung yang telah merelakan diri-Nya agar manusia bisa diselamatkan.
Tidak ada seorang pun yang mau memberikan nyawanya, bukan? Tetapi Isa Al-Masih telah memberikan diri-Nya mati di kayu salib untuk menyelamatkan saudara dan kami. Maukah saudara mempertimbangkan keselamatan yang diberikan Isa Al-Masih?
~
Solihin