Sebagaimana pernikahan yang terjadi setiap saat, demikian pula dengan perceraian. Menurut data Badan Pengadilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung, pada tahun 2019 ada 604,997 kasus permohonan perceraian yang telah diterima di seluruh Indonesia.
Terlepas dari berbagai alasan yang diutarakan masyarakat tentang boleh atau tidaknya perceraian ini, bagaimana sebenarnya pandangan agama dan ajaran Isa Al-Masih? Apakah memang Allah menghendaki sebuah perceraian sejak dari semula?
Video “Lika-Liku Keluarga Ahmad Soeparno” kali ini mengangkat tema mengenai “Perceraian Menurut Islam dan Ajaran Isa Al-Masih” Ilustrasi dalam video ini akan menjawab semua pertanyaan di atas dan pertanyaan lainnya mengenai perceraian.
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut saudara, apakah perceraian memang sesuatu yang diperbolehkan Allah, atau hanya karena ego manusia?
- Setujukah saudara bahwa satu-satunya cara mengatasi konflik yang terjadi antara suami dan isteri adalah dengan perceraian? Jelaskan alasan saudara!
- Menurut saudara, manakah yang lebih baik dan menjamin kebahagiaan rumah tangga, ajaran Islam yang memperbolehkan perceraian, atau ajaran Isa Al-Masih yang melarangnya? Jelaskan alasan saudara!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk pertanyaan singkat, dapat mengirimkan SMS ke: 0812-81000-718.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
~
Perceraian tidak ada dalam Kristen yang ada jajan di panti pijat sambil mabok. Biarawati dan pastor dilarang menikah tapi banyak kasus biarawati pada bunting, lalu siapa yang menghamilinya?
~
Ari,
Kami setuju dengan Anda bahwa perceraian tidak diizinkan oleh Isa Al-Masih. Sebab perceraian hanya akan mendatangkan mudarat dari pada manfaat. Bila perceraian tidak dibenarkan, apalagi berbuat zina dan menghamili wanita tanpa ada ikatan dalam pernikahan. Jelas, ini keliru. Itu sebabnya, firman Isa Al-Masih amat menakjubkan tentang perzinahan, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya” (Injil, Rasul Besar Matius 5:28).
Kalau boleh tahu, mengapa Allah SWT mengizinkan perceraian padahal Isa Al-Masih menentang perceraian? Standar siapakah yang lebih tinggi dan luhur, Isa Al-Masih atau Allah SWT? Mengapa? Mohon pencerahan.
~
Solihin