Belum sah ibadah haji seseorang bila dia belum mencium batu hitam Hajar Aswad. Bahkan mencium batu ini adalah sunah bagi seorang Muslim. Artinya, seseorang yang mencium Hajar Aswad akan mendapat pahala.
Hadist Bukhari menuliskan, “Sungguh, aku tahu, kamu hanya batu. Tidak bisa memberi manfaat atau bahaya apa pun. Andai saja aku ini tak pernah sekalipun melihat Rasulullah shallahu alaihi wa sallam menciummu, aku pun enggan menciummu.”
Bila Hajar Aswad hanya sebuah batu, lalu mengapa Muslim harus menciumnya? Apakah perbuatan mencium batu tersebut tidak termasuk perbuatan sirik kepada Allah? Bagaimana pengaruh batu hitam ini terhadap ajaran Islam?
Video “Lika-Liku Keluarga Ahmad Soeparno” kali ini mengangkat tema mengenai “Mengapa Muslim Mencium Batu Hitam, Hajar Aswad?” Ilustrasi dalam video ini akan menjawab semua pertanyaan di atas dan pertanyaan lainnya yang berhubungan dengan aktivitas mencium batu hitam Hajar Aswad.
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Sesuai dengan hadist di atas, dimana Muslim mencium Hajar Aswad hanya mengikuti Nabi Islam. Menurut Anda, apa alasan Nabi Islam mencium batu tersebut?
- Menurut Anda, apakah ritual mencium Hajar Aswad ada pengaruhnya dengan kepercayaan masyarakat Quraish terhadap penyembahan berhala pada zaman sebelum Islam?
- Mencium Hajar Aswad adalah sunah. Yang artinya, bila dilakukan akan mendapat pahala. Menurut Anda, apakah sebuah batu benar-benar berkuasa memberi pahala?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk pertanyaan singkat, dapat mengirimkan SMS ke: 0812-81000-718.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
~
Apa maksudnya ini? Siapa yang backup kalian? Siapa berani campur aduk keyakinan macam ini?
~
Arriadhy,
Saya tidak memiliki maksud apapun, kecuali memaparkan kebenaran. Jika ada yang keliru dengan video di atas, maka saya berharap dan senang sekali bila Anda dapat mengungkapkan fakta tersebut dengan ditopang data yang memadai sehingga saya dapat belajar juga dari Anda. Mengajukan pertanyaan demikian bukan fakta ataupun data. Lagi pula, saya tidak mencampuradukkan agama. Saya mencoba memaparkan kebenaran tentang Isa Al-Masih. Seyogianya manusia lebih mencintai dan memiliki keinginan mencium kaki Allah dibandingkan mencium batu. Bukankah demikian?
Oh ya, saya memahami bahwa mencium batu merupakan usaha memenuhi aturan dalam berhaji. Saya pernah berpikir apakah tepat mencium batu. Sebab ini menandakan manusia telah berbuat musyirik. Bagaimana menurut Anda?
~
Solihin