Menurut para ulama, berkiblat adalah perintah Allah. “. . . Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya . . .” (Qs 2:144).
Namun sebenarnya, antara tahun 622-725M (1-107 AH) kiblat semua mesjid kuno (antara lain, mesjid Kufa dan Wassit di Irak, mesjid Fustat di Mesir) berkiblat ke Petra. Kota ini terletak 1,270 kilometer sebelah utara Mekkah.
Mengapa awalnya kiblat Islam ke Yerusalem dan bukan ke Masjidil Haram? Kemanakah arah kiblat Kristen sebenarnya? Video berikut akan menolong Anda untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Bila Anda ada pertanyaan atau pandangan lain, silakan mengemail staff kami atau kirimkan pertanyaan singkat Anda lewat WA/SMS ke 0812-8100-0718.
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa pada awal berdirinya Islam, kiblat agama Islam mengarah ke kota Petra?
- Apakah Anda merasa orang Kristen lebih baik berkiblat ke Yerusalem? Jelaskanlah alasan-alasan Anda.
- Apakah Anda merasa lebih penting orang bershalawat memperhatikan kiblat atau pembersihan hatinya dari dosa? Jelaskanlah jawaban Anda.
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk pertanyaan singkat, dapat mengirimkan SMS ke: 0812-81000-718.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”