Artikel di bawah ini sudah diperbaharui dengan video yang memiliki suara
Kata ‘jihad’ sudah tidak asing lagi di telinga kita. Jihad identik dengan agama Islam. Selain adanya ayat-ayat dalam Al-Quran yang secara langsung berhubungan dengan jihad, hal tersebut juga dipengaruhi oleh tindakan para jihadis-jihadis yang terjadi pada saat. Baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Bagaimana jika anak-anak Islam, yang masih di bawah umur, sudah berjihad? Pantaskah hal tersebut mereka lakukan? Lalu, bagaimana seharusnya sikap umat beragama dalam memperlakukan sesamanya?
Video berikut akan menolong Anda melihat bagaimana efek negatif yang terjadi pada anak-anak, jika mereka salah dalam memahami arti jihad. Silakan klik video di bawah ini.
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Menurut saudara, pantaskah seorang anak di bawah umur sudah diajarkan tentang jihad? Sebutkan alasan saudara!
- Mengapa ajaran berjihad bertentangan dengan sifat Allah yang maha pengasih dan maha penyayang?
- Bagaimana pandangan saudara tentang ayat-ayat Al-Quran yang mendukung kekerasan terhadap antar umat beragama?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, baik dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk pertanyaan singkat, dapat mengirimkan SMS ke: 0812-81000-718.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
~
Tidak masalah kalau anak-anak diajarkan tentang jihad. Bagus malah, sebab jihad itu adalah berjuang untuk agama Allah. Yang perlu dipahami jihad yang berarti perang secara fisik itu tidak bisa dilakukan sembarangan.
Di dalam Islam, bukan jihad namanya jika dalam suatu negeri belum diterapkan syariat Islam. Dimana seruan jihad itu hanya bisa dilakukan seorang khalifah (pemimpin negara) yang sudah menerapkan aturan Islam. Jihad dilakukan dalam memerangi mereka yang menyerang aqidah Muslim.
~
Jika Indonesia merupakan negara agama Islam seperti negara Timur Tengah, mungkin sah-sah saja jika hukum yang berlaku di bangsa ini adalah hukum syariah Islam. Sayangnya, bangsa kita berazaskan pada Pancasila yang mengakui beragam agama.
Kami pribadi kurang setuju jika jihad sudah diajarkan kepada anak di bawah umur. Karena “jihad” identik dengan kekerasan, maka ketika anak di bawah umur sudah diperkenalkan dengan jihad, sama saja membentuk pola pikir anak menjadi keras dan tidak dapat mengasihi sesamanya.
Akan jadi apa bangsa ini jika generasi penerusnya sedini mungkin sudah diajarkan rasa benci kepada orang lain? Bukankah mengasihi lebih baik daripada membenci? “Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita” (Injil, Surat 1 Yohanes 4:12).
~
Saodah
~
Menanggapi video tersebut, kiranya anda mesti memahami apa definisi kafir tersebut. Kafir itu kan cuma istilah yg dimiliki islam untk mnyebut mereka yg menuhankan selain Allah swt yg tidak beraqidah islam. Dlm islam kalau bukan muslim berarti kafir. Bagi muslim ini memberikan konsekuensi keimanan. Jika ia muslim maka ia terikat hukum islam. Kalo kafir, ya tidak terikat. Jadi tdk usah diambil pusing. Adapun muslim tdk boleh memusuhi kafir yg tdk menyerang secara aqidah.
~
Benar yang Anda katakan. Orang-orang non-Islam adalah kafir di mata umat Muslim. Tapi pertanyaanya: Perlukah anak-anak diajarkan untuk memanggil temannya yang tidak seiman, dengan sebutan kafir?
Contohnya begini: Ketika Anda melihat orang buta, perlukah Anda memanggilnya “si buta”? Bukankah tanpa Anda panggil buta pun, bagi Anda dia sudah jelas buta?
Seperti komentar Anda sebelumnya, yang mengatakan sah-sah saja anak di bawah umur diajarkan berjihad. Menurut kami inilah penyebab mengapa si anak senang memanggil temannya kafir. Sebab si anak sudah ajarkan membenci orang-orang yang tidak seiman dengan dia.
Ketika anak sejak dini sudah ditanamkan rasa kebencian kepada sesama. Dapatkah Anda bayangkan bagaimana kelak anak tersebut setelah dewasa? Kami pastikan, dia tidak ragu menjadi jihadis yang rela membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Mungkin itu sebabnya di bangsa ini terdapat banyak teroris.
~
Saodah
~
Staff IDI,
Islam tidak mengajarkan kekerasan. Video ini dibuat supaya umat Islam yang tipis imannya terpengaruh. Dalam Islam tidak boleh menghina/mengejek.
~
Umat Muslim memang sering berkata bahwa Islam tidak mengajarkan kekerasan. Tapi bagi orang yang membaca Al-Quran, akan mempunyai pandangan yang berbeda. Sebab Al-Quran justru memerintahkan umat Muslim untuk memerangi orang-orang non-Islam.
Berikut salah satu ayat yang kami maksud, “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah) (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka” (Qs 9:29).
Bisa jadi, para jihadis memakai ayat di atas sebagai dasar dari tindakan mereka selama ini. Membunuh orang-orang yang tidak bersalah, hanya karena mereka tidak mau memeluk agama Islam.
~
Saodah
~
Apapun alasannya, kafir adalah jelas untuk umat yang beragama selain Islam. Bagi yang tersinggung dikatakan kafir solusinya ya masuk Islam.
Kalau menghubungkan jihad dengan kafir itu namanya salah kaprah. Pengertiannya saja beda. Seandainya orang-orang kafir mengetahui kebenaran yang Hak, maka dia akan mempelajari Islam dengan benar. Sehingga kebenaran akan nampak dengan izin Maha Pencipta alam semesta ini.
~
Memang umumnya umat Muslim menyebut orang-orang non-Islam sebagai kafir. Tapi, apalah artinya seseorang tidak disebut kafir di dunia tapi di sorga tidak ada tempat baginya? Bukankah keselamatan di akhirat jauh lebih penting daripada panggilan di dunia?
Sehingga, sangat disayangkan bila Anda mengundang seseorang menjadi Islam agar tidak disebut kafir, tapi di akhirat nanti dia binasa.
“Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan” (Qs 19:71).
~
Saodah
~
Shalom staff IDI, semoga berkat Tuhan melimpah bagi anda, Amin.
Ini adalah kenyataan yang selalu dibohongi oleh orang Islam yang berusaha toleran. Tetapi sangat terang-terangan dinyatakan oleh paham yang radikal.
Tuduhan mereka mutar-mutar tanpa ada perasaan malu kepada orang-orang Kristen:
1. Mana buktinya Yesus adalah Tuhan dalam Alkitab? Setelah ditunjukkan bukti-buktinya, mereka akan menuduh dengan fitnah buta.
2. Alkitab itu sudah palsu! Lalu kita balik tanya, siapa yang memalsukannya?
~
Apa yang Anda katakan di atas tidak salah. Kami pun sering menerima pertanyaan serupa. Sebagai orang yang sudah menerima kebenaran, adalah tugas kita untuk memberitakan kebenaran tersebut. Terlepas apakah mereka mau mendengar dan menerimanya, atau justru menolaknya. Biarlah Roh Kudus yang mencelikkan mata rohani mereka. Mari beritakan Injil-Nya dan berdoa bagi mereka.
~
Saodah
~
Saya juga tidak setuju cara jihad seperti video yang ditampilkan. Itu menanamkan rasa kebencian bagi anak. Bukankah bisa berdampak buruk jika rasa benci terhadap orang lain ditanam sejak kecil.
~
Benar yang Anda katakan. Akan berdampak buruk jika rasa benci terhadap orang lain sudah ditanamkan sejak dini.
Tapi kita juga tidak dapat menutup mata. Dimana sebagian besar umat Muslim sudah menanamkan kepada anak-anak mereka sejak dini bahwa non-Islam adalah kafir. Sehingga, kita tidak dapat menyalahkan si anak bila suatu ketika ia mengolok-olok temannya yang beda agama dengan sebutan kafir. Bukankah memang demikian yang diajarkan orang-tuanya?
Semoga melalui video di atas, para orang tua dapat menyadari kesalahannya bahwa mengajarkan anak sejak dini tentang diskriminasi di antara sesama temannya yang beda iman, adalah salah. Terlebih mengajarkan si anak bahwa orang yang tidak seiman adalah kafir.
~
Saodah