Beberapa tahun silam, salah satu media di internet menuliskan “perbudakan bukan produk agama Islam. Sebaliknya, ketika Islam diturunkan pertama kali, perbudakan sudah menjadi pola hidup seluruh umat manusia.”
Bagaimana hukum perbudakan dalam agama Islam? Mengapa pada awalnya agama Islam mendukung perbudakan? Juga mengapa ada pakar agama yang masih membenarkan perbudakan?
Video berikut berjudul “Agama Islam dan Perbudakan Masa Kini.” Penjelasan dalam video ini akan menolong Anda menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas.
Bila Anda mempunyai pertanyaan atau pandangan lain, silakan mengemail staff kami atau kirimkan pertanyaan singkat Anda lewat WA/SMS ke 0812-8100-0718.
Focus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa nabi Islam mendukung dan memperkembangkan perbudakan walau Isa Al-Masih tidak mempunyai budak?
- Menurut Anda, mengapa akhirnya kebanyakan negara Islam menolak perbudakan?
- Apakah Anda lebih memilih disebut sebagai “budak” Allah atau “anak” Allah? Jelaskanlah alasannya!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Untuk pertanyaan singkat, dapat mengirimkan SMS ke: 0812-81000-718.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
~
Dalam video tentang perbudakan berulang kali disebutkan “pakar Islam”. Yang ingin saya tahu, siapa dia? Harus jelas jangan mengada-ngada.
~
Pharlingga,
Apa yang kami sampaikan tentunya berasal dari sumber terpercaya, dan bisa dipertanggungjawakan kebenarannya, bukan rekayasa atau cerita karangan semata. Jika kami tidak menyebutkan dengan detail karena ada aturan untuk melindungi privasi sumber tersebut. Harap anda memakluminya.
~
Noni
~
Aneh jika ada agama justru menyetujui bahkan menghidupkan kembali perbudakan. Hak asasi justru diselewengkan sasaran perbudakan terjadi pada perempuan (hak nikah).
Sistem agama yang benar adalah sistem yang menjunjung tinggi kebebasan hak, bukan pada penindasan hak. Tuhan memberi kebebasan dan keadilan, maka agama yang benar adalah agama yang mengajarkan kebenaran dan keadilan hak, bukan perbudakan. Agama yang mengajarkan perbudakan adalah agama kodrati/dari manusiawi bukan adikodrati/dari yang ilahi.
~
Saudara Ignasius Kuncoro,
Kita patut bersyukur kepada Tuhan yang bagi-Nya manusia sama dihadapan-Nya baik pria maupun wanita dan Allah tidak membedakan status dan latar belakang manusia. Lebih lagi kita dapat melihat hal itu terwujud nyata dalam diri Isa Al-Masih.
Berapa kali Dia menunjukan hal itu misalnya ketika Isa Al-Masih menyembuhkan orang kusta yang termarginalkan, perempuan Samaria yang seorang diri, dan para pengemis yang buta. Dia menyembuhkan mereka dan bahkan menerima mereka seperti Dia menerima siapapun juga. Apakah saudara melihat teladan Isa Al-Masih ini sebagai contoh yang layak diteladani umat manusia?
~
Noni
~
Apakah tujuan kalian untuk mengkristenisasi kami. Ingatlah mengajarkan suatu agama kepada orang yang telah beragama itu dilarang undang undang. Dasar domba.
~
Kholid Abdullah,
Memang benar tidak baik mengajarkan kesesatan kepada sesama. Tetapi kami tidak mengajarkan agama dan yang terpenting kami tidak mengajarkan kesesatan. Yang kami sampaikan adalah Jalan Allah bagi seluruh umat manusia yaitu kematian dan kebangkitan Isa Al-Masih. Sebab hanya melalui jalan ini saya dan saudara dapat diselamatkan.
Jadi ini bukan aturan agama tertentu tetapi rahmat yang Allah berikan. Apakah saudara mau menerima rahmat seperti ini dari Allah?
~
Noni
~
Perbudakan memang boleh dalam Islam. Tapi dalam ajaran kami budak itu bukan orang yang hina dan direndahkan. Dalam Islam budak punya hak yang jelas. Nabi Muhammad SAW setiap kali mau makan beliau selalu mengajak budaknya untuk duduk dan makan bersama.
Nabi Muhammad SAW sangat lembut dan gak pernah memarahi budak beliau. Bahkan salah satu sahabat Nabi sering pergi ke pasar bersama budaknya namun orang tidak tahu mana budak dan mana majikan, soalnya mereka pakai baju yang sama bagusnya. Lanjut Part 2.
~
Why,
Benar sekali dalam Islam budak memiliki hak yang jaels sebagai budak dan tidak boleh merendahkan budak. Namun status seabagai budak dan anak tentu berbeda bukan? Sekalipun Sang Tuan memperlakukan budaknya dengan baik, namun status sebagai budak adalah tetap orang luar.
Berbeda dengan status sebagai anak yang memiliki kedekatan dan ikatan yang kuat karena memiliki hubungan darah. Anak tetaplah memiliki posisi di atas budak. Tidak pernah status sebaagi anak setara dengan status ssebagai budak
~
Noni
~
Dalam Islam status budak bukan menjadi tolak ukur seseorang itu mulia atau tidak. Nabi Muhammad SAW bilang kemuliaan seseorang itu diukur dari amal perbuatannya.
Di bagian mana dalam Bible yang mengatakan kalau Nabi Isa AS membenci perbudakan? Setiap klaim harus pakai referensi yang jelas dan kredibel, tanpa referensi artinya hanya mengarang bebas. Selain itu dalam Bible sama sekali tidak ada ayat yang menyuruh Anda menyembah Nabi Isa AS.
Lanjut Part 3
~
Why,
Nabi Isa tidak pernah mengajarkan membenci perbudakan. Namun Isa mengajarkan untuk mengasihi sesama. Mungkin ada budak yang mendapatkan perlakukan baik, namun ada banyak budak yang mendapatkan perlakuan buruk.
Sepertinya saudara pun tidak setuju dengan sistem perbudakan. Karena memang perbudakan adalah perbuatan yang merendahkan sesama. Dalam sejarah Islam ketika mereka memenangkan peperangan, musuh yang dikalahkan dengan sendirinya tunduk dan diperbudak oleh tentara Islam.
Karena itu kita memerrlukan pandangan Firman Tuhan yang benar seperti yang diajarkan oleh Isa Al-Masih, “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Injil, Rasul Besar Matius 22:39).
~
Noni
~
Dan sebenarnya gak masuk akal kalau anda merasa keberatan bila disebut sebagai “hamba/budak Tuhan”. Soalnya anda menyembah Tuhan. Udah jelas namanya menyembah. Kan menyembah itu kerjaannya budak.
Masa anak menyembah bapanya sendiri. Dan apa masalahnya kalau pakai istilah budak? Toh ini hubungan pencipta dengan ciptaan-Nya. Bukan Bos sama anak buah. Kalau merasa benar dan mau diskusi lebih lanjut hub now.hidayat@gmail.com
~
Why,
Istilah/sebutan budak bukan berkaitan dengan menyembah tetapi berkaitan dengan status. Status sebagai budak berkaitan dengan hak dan kewajiban sebagai budak. Tentu status sebagai budak berbeda dengan status sebagai anak.
Siapapun dapat menyembah Tuhan entah statusnya sebagai anak atau budak. Karena semua manusia ciptaan Tuhan pati menyembah Tuhan, apapun statusnya.
~
Noni
~
Benar adanya perbudakan pada zaman dahulu, namun ada perintah dari Allah dan riwayat hadist untuk memperlakukan para budak dengan baik. Seperti memberi makan dan pakaian yang layak, tidak boleh dibebani pekerjaan di luar kemampuan mereka, dan lainnya.
Dilarang juga untuk merendahkan budak, dan harus menganggap budak seperti saudara. Bahkan Nabi Muhammad mengangkat salah satu budaknya yang bernama Zaid bin Haritsah menjadi anak angkatnya. Ada beberpa hal lagi tapi sudah penuh, jadi sampai sini saja.
~
Farhan,
Terimakasih atas tanggapannnya terhadap perbudakan. Baik sekali jika Islam mengajarkan untuk memperlakukan budak dengan baik. Namun berkaitan dengan status, budak memiliki batasan dengan majikannya, sebaik apapun majikannya. Bahkan sekalipun budak tersebut diangkat sebagai anak angkat, dia tetaplah tidak memiliki hubungan darah dengan majikannya.
Berbeda dengan status sebagai anak. Anak memiliki ikatan yang sangat kuat dengan orang tuanya karena memiliki hubungan darah. Hubungan antara Bapa dan anaknya sangat berbeda dengan hubungan majikan dan budaknya.
Anak memiliki hak sebagai anak dan ahli waris dari orang tuanya. Isa Al-Masih mengajarkan bahwa Allah seperti Bapa bagi umat-Nya dan kita adalah anak-Nya.
“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya…” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:12)
Allah adalah Bapa dan kita adalah anak-Nya maka kita diberi kuasa sebagai anak Allah.
~
Noni
~
Kenapa anda membahas agama Islam, yang harus anda bedakan bangsa/suku bukan agama. Kalau anda membicarakan perbudakan di negara-negara Arab harusnya bukan berarti agama/ulama menyetujui perbudakan dan siapa/apa sumber yang anda dapatkan, itu harus jelas dan harus anda terangkan.
Anda mencoba mau menjelekkan agama Islam tapi agama anda sendiri lebih parah. Anda pelajari dulu antara agama dan bangsa/negara. Coba anda pelajari perbudakan di dalam agama Kristen, apa sudah benarkah?
~
Tatok,
Kami tidak menyangkal bahwa di luar negara Islam tidak ada perbudakan. Namun fakta yang sering kita dengar bahwa banyaknya terjadi perbudakan di negara Islam. Sebab memang Islam menyetujui adanya perbudakan.
Sesungguhnya Allah mengasihi setiap manusia dan tidak membeda-bedakan statusnya. Perbudakan membuat satu pihak diuntungkan (majikan) dan pihak lain dirugikan (budak).
Isa Al-Masih mengajarkan, “Kasihilah sesamamu manusia, seperti dirimu sendiri” (Injil, Rasul Besar Matius 22:39)
~
Noni
~
Pakar Islam yang mana yang bilang begitu? Jangan asal-asalan memberikan statement harus lengkap. Jangankan anda, hampir seluruh umat Muslim tidak mendukung adanya perbudakan.
~
Yan,
Alangkah baiknya jika umat Muslim tidak mendukung perbudakan. Kami senang bahwa saudara sebagai orang Muslim tidak mendukung sistem perbudakan. Memang sejarah Islam mencatat keberadaan Islam pada masa-masa peperangannya telah melakukan sistem perbudakan bagi musuh mereka yang telah ditaklukan. Bahkan para wanita budak dijadikan simpanan milik bagi tentara-tentara Islam.
Lagipula ayat berikut ini berbicara dengan jelas “dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak- budak yang kamu miliki…” (Qs 4:24). Jadi apa dasar saudara menolak perbudakan sedangkan Al-Quran berkata sebaliknya?
~
Noni
~
Salam untuk pembuat cerita ini. Bu, pak, mas kalau mau cari tenar,atau cari duit di medsos gak gini caranya, membawa pakar Islam melegalkan perbudakan. Seolah anda mencemarkan agama Islam.
Saya selaku umat Islam merasa tersakiti jika mendengar pakar Islam dan di zaman ini masih ada perbudakan.
Jika ada mereka bukan Islam sejati. Budak itu dulu zaman kaum kafir ketika nabi Islam datang, Nabi Muhammad saw perbudakan diharamkan. Jangan mengada-ngada menyebut pakar Islam jika anda bukan orang Islam.
Terimakasih.
~
Salam untuk pembuat cerita ini. Bu, pak, mas kalau mau cari tenar,atau cari duit di medsos gak gini caranya, membawa pakar Islam melegalkan perbudakan. Seolah anda mencemarkan agama Islam.
Saya selaku umat Islam merasa tersakiti jika mendengar pakar Islam dan di zaman ini masih ada perbudakan. Jika ada mereka bukan Islam sejati. Budak itu dulu zaman kaum kafir ketika nabi Islam datang, Nabi Muhammad saw perbudakan diharamkan. Jangan mengada-ngada menyebut pakar Islam jika anda bukan orang Islam.
Terimakasih.
~
Media mencari uang mengatasnamakan agama, media tidak guna.
~
Ashif,
Terimakasih atas tanggapannya. Namun bukan uang yang menjadi motivasi kami dan bukan pula agama yang menjadi tujuan kami. Motif kami didasari oleh kasih sebagai mana Isa Al-Masih yang mengasihi kita. Dia telah mati dan bangkit untuk melunasi aib najis dosa manusia sehingga barangsiapa yang percaya telah menerima keselamatan kekal.
Isa Al-Masih berkata, “…Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku…akan hidup walaupun ia sudah mati…dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” (Injil, Rasul Besar Yohanes 11:25-26)
Maukah saudara menerima keselamatan dari-Nya?
~
Noni
~
Siapakah yang selalu menjajah sebuah negara damai, aman, tentram hanya untuk kepentingan ekspansi? Siapakah pelaku dan pendukung penjajahan, perampasan lahan masyarakat, pembantaian warga Palestina dari tahun 1948 hingga sekarang? (Perbudakan & Penjajahan). Siapakah Rentenir dunia (IMF) yang justru membuat negara pasiennya jadi tambah sengsara dengan sistem kejinya? (perbudakan ekonomi) Siapakah yang selalu menyiarkaan ajaran agama dengan cara menjajahnya? (Gold, Glory, Gospel).
~
Abu Azka,
Manuia memang sering dikuasai oleh ambisi dan motivasi menguasai. Ini bukti dosa telah menguasai manusia. Para penjajah dikuasai oleh motif politik dan ambisi menguasai. Nmaun apakah Allah mengajarkan hal ini? Apakah Isa Al-Masih mengajarkan hal ini? Tentu tidak.
Pertanyaan saudara menyiratkan rasa kemanuisaan yang tinggi dalam diri saudara. Kami setuju masa kelam sejarah keserakahan manusia telah merusak dirinya sendiri. Siapakah mereka? Yaitu mereka yang dikuasai oleh hawa nafsu. Mereka terbelenggu oleh keserakahan. Andai saja mereka menjadi pengikut dan meneladani Isa Al-Masih mereka akan puas dengan rahmat Allah dan tidak dikuasai oleh nafsu dan keserakahan.
~
Noni
~
Kalau ada video atau iklan macam begini. Pasti saya buka dan saya biarkan terbuka sampai habis. Dan juga saya buka situs webnya. Tapi maaf volume saya matikan dan situs web saya biarkan terbuka tanpa saya baca. Selanjutnya silakan bayar mahal ke Google.
~
Saudara De Be El,
Kami berterimakasih atas perhatian saudara sehingga berkenan menyaksikan atau membuka video kami. Apapaun yang saudara lakukan adalah hak dan pilihan saudara. Kami sangat yakin bahwa tidak kebetulan jika video dan situs kami saudara jumpai.
Bukankah tidak ada yang kebetulan dalam dunia ini menurut umat Islam? Percayalah, saudara sangat beruntung dapat menemukan situs dan video kami.
Kiranya suatu saat saudara berkenan untuk mendengarkan apa yang disampaikan dalam video kami dan saudara menemukan kebenaran Allah.
~
Noni
~
Pantaskah orang tersebut disebut pakar Islam? Karena setahu saya Islam justru menekankan untuk membebaskan budak bukan malah mendukung hal tersebut coba saja cari di Google ada banyak budak yang dimerdekakan rasul dan para sahabat, tolong bagi yang mengiklankan jangan seakan akan menggiring opini. Terimakasih. Salam toleransi.
~
Hilazxaxa,
Memang benar ada budak-budak yang kemudian telah dimerdekakan rasul dan para sahabatnya. Demikian juga dengan seiring peradaban yang maju ditempat-tempat lain pun perbudakan sudah dihapuskan. Sikap memperbudak sesama ini sejatinya bermula dari sifat manusia yang berdosa yang dikuasai dengan keserakahan.
Tidak demikian dengan Isa Al-Masih. Beliau menghormati setiap orang Dari setiap lapisan golongan bahkan menyembuhkan mereka. Kalau pun nabi Islam telah melepaskan budak-budaknya namun jelas bahwa ada perbudakan dalam Islam termasuk nabi Islam itu sendiri mendapatkan tawanan perang yang diperbudak. Hal itu tidak dapat disangkali karena motif berperang dalam Islam itu memang nyata. Tetapi lihatlah Isa Al-Masih yang sempurna itu, Dia mengajarkan: “Tetapi Aku berkata kepadamu : janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.” (Injil, Rasul Besar Matius 5:39).
~
Noni
~
Mungkin sifat manusiawi itu agamamu berpandangan seperti itu, dan sebaliknya agama kami pun berpandangan sama kepadamu. Kenapa Nabi Isa dianggap Tuhan bahkan disembah sedangkan nabi kami Muhammad SAW selalu menjelaskan bahwa Isa adalah seorang Nabi.
Dan dalam sirahnya nabi Isa pun dalam Islam dijelaskan bahwa Ia bukan Tuhan. Bahkan di agama kami Nabi Isa tidak ada sedikit pun yang dijelekan bahkan kisahya di Al-Quran kisah Nabi Isa diagungkan. Coba belajar lebih dalam lagi.
~
Saya,
Terimakasih atas penjelasannya. Jika Al-Quran menjelaskan hal yang baik tentang Isa Al-Masih dari segi moral hal itu benar. Namun sayangnya nabi Islam tidak menjelaskan seluruhnya mengenai Isa Al-Masih mengenai kematian dan kebangkitan-Nya. Padahal justru dalam kisah inilah terletak point utama dari karya Allah di dalam menyelamatkan manusia. Karena dalam Taurat dan Injil tertulis secara lengkap mengenai penyaliban, kematian dan kebangkitan Ia Al-Masih.
Itu sebabnya seolah ada rantai yang putus di dalam Islam dalam kaitannya dengan kurban hewan. Umat/pengikut Isa Al-Masih tidak lagi menyembelih hewan kurban sebab kematian-Nya adalah Kurban Sejati dan kebangkitan-Nya adalah keselamatan bagi manusia.
Karena itulah Nabi Yahya berkata saat melihat Isa, “Lihatlah Anak domba Allah (Isa Al-Masih), yang menghapus dosa dunia” (Injil, Rasul Yohanes 1:29)
~
Noni
~
Parah min, tidak pernah belajar Islam membebaskan Bilal (budak) tapi sok tahu. Maaf bukan bermaksud menasehati anda berkampanye agama anda, akan tetapi caranya salah, silakan anda berpolitik, misionaris juga termasuk berpolitik. Namun anda tidak boleh menghoakskan / click bait agama lain, berdakwalah (misionarsis) tanpa menghoakskan agama lain.
~
Domba Bodoh,
Memang benar yang saudara maksud, bahwa kita tidak boleh menghoakskan keyakinan sesama kita. Hal itu merupakan perbuatan yang buruk. Kami tidak menghoakskan agama manapun tetapi kami menyampaikan fakta.
Memang pada zaman ini ada begitu banyak data yang bisa kita lihat, tergantung dari golongan mana yang menjelaskan. Tetapi kita masih memiliki Tuhan yang dapat menuntun pada pilihan yang benar. Semoga artikel-artikel kami lainnya dapat menolong saudara menemukan jalan yang benar itu.
~
Noni
~
Jika anda mau membandingkan / bicara agama anda dengan agama lain, anda dapat melakukannya di dalam suatu majelis tertutup yang menjadi konsumsi umat anda sendiri. Lakukanlah seperti kami umat Islam murni dakwah bukan jualan. Terimakasih.
~
Iqbal,
Terimakasih atas saran saudara. Memang mudah bagi kami dan kecil resikonya jika kami mengajarkan hal ini dalam majelis tertutup. Untuk kami itu lebih aman.
Tetapi kami menyampaikannya secara terbuka dengan segala resiko yang ada justru menunjukan niatan baik dari kami. Sebab kebenaranlah yang kami sampaikan. Kalau kesesatan yang kami bagikan, barangkali kami memilih jalan yang aman dalam majelis tertutup.
“kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:32).
~
Noni
~
Islam datang dalam keadaan perbudakan telah ratusan tahun dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Islam datang dengan banyak sekali hukum-hukum tentang muamalah yang baik kepada para budak yang tidak manusiawi dilakukan oleh Nasrani dan Yahudi dan orang kafir lain di masa lalu.
Islam adalah agama satu-satunya yang memotivasi pembebasan budak dengan janji pahala dari Allah. Artinya Islam datang sebagai obat perbudakan yang akar permasalahannya adalah kaum kafir yang tidak manusiawi. Islam membebaskan budak.
~
Heru Widiatmoko,
Terimakasih atas tanggapan saudara. Izinkan kami mengajak melihat ayat ini dalam Qs 4:24,
“dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali Budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.“
Di dalam ayat tersebut dan beberapa ayat lainya yang tidak kami tampilakan, menunjukan bahwa perbudakan dalam Islam disetujui oleh tuhannya. Bagaimana menurut saudara?
~
Noni
~
Silakan hubungi nomor saya 085227533035 untuk komunikasi yang lebih sportif dan tidak pengecut satu arah semacam gaya Nasrani yang dari dulu seperti ini.
~
Heru Widiatmoko,
Terimakasih atas kesediaan saudara untuk berkomunikasi dengan kami. Menurut kami dalam dialog ini tidak ada yang lebih berani atau lebih pengecut dari lainnya. Kita sebagai saudara, kita bersama mempelajari petunjuk-petunjuk Allah. Kami pun mengundang saudara untuk mengunjuni artikel kami lainnya yang semoga dapat bermanfaat bagi saudara. Silakan klik https://tinyurl.com/y6b8o4hu
~
Noni
~
Jangan lupa yang memperbudak bangsa Indonesia selama 350 tahun adalah orang Kristen dengan slogan 3G = Glory, Gold, dan Gospelnya. Adapun Islam membebaskan manusia dari rasisme, perbudakan dan semacamnya. Bila Islam memerintahkan perbudakan, tentu kalian sudah menjadi budak di negara yang mayoriyas Muslim ini.
~
Heru Widiatmoko,
Di Indonesia non Muslim tidak diperbudak oleh umat Muslim bukanlah karena umat Muslim itu sendiri tetapi karena konstitusi kita berdasarkan asas Pancasila. Namun diskriminasi jelas ada baik yang berskala kecil hingga yang berskala nasional. Sedangkan penjajahan Indonesia dilakukan oleh VOC Belanda. Saudara menyudutkan umat Kristen padahal umat Kristen sendiri turut berjuang bagi negeri ini agar merdeka dari penjajahan Belanda.
Jalan terbaik adalah memeriksa pengajaran Kristen itu sendiri. Isa Al-Masih mengajarkan supaya umat-Nya memiliki standard moral sedemikian: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Injil, Rasul Besar Matius 7:12).
~
Noni
~
Sepertinya tujuan anda mengadu domba antar umat. Untuk apa Anda mengupas agama lain? Sepertinya otak anda yang perlu dicerahkan..
~
XXXX,
Terimakasih atas tanggapan saudara berikan. Kami mohon maaf bahwa kami tidak seperti yang saudara pikirkan tentang kami. Tidak ada niat kami untuk mengadu domba. Kalau kita berdialog antara beda keyakinan itu bukan berarti adu domba. Tetapi dalam dialog tersebut barangkali kita akan menemukan secercah harapan dari Firman Allah yang menuntuk kepada kebenaran yang sejati.
Barangkali sisi itulah yang perlu kita kejar. Untuk itulah kami juga menawarkan saudara untuk mengunjungi artikel kami lainnya. Silakan klik https://tinyurl.com/y9kpxj3r
~
Noni
~
Ribet sekali mengurus agama orang lain seperti agama Anda sudah sempurna saja. Anda sendiri tidak patuh sama kitab sendiri. Tidak boleh minum alkohol, malah meminumnya. Tidak boleh makan babi, malah jadi menu setiap hari.
Di dalam Al-Quran memang ada menyebutkan soal budak untuk mendidik umat bagaimana memperlakukan budak secara manusiawi. Tetapi perbudakan sudah dihapus dalam Islam dengan cara memerdekakan semua budak secara perlahan-lahan.
~
Oh Kitu,
Sebuah pemikiran yang menarik. Mengacu pada pernyataan Anda bahwa Islam memerdekakan semua budak secara perlahan-lahan, ini menegaskan bahwa Islam adalah agama yang masih memelihara konsep perbudakan. Bukankah perbudakan tidak sesuai sifat Allah maha pengasih dan penyayang?
Saya membaca kitab suci Injil bahwa Isa Al-Masih memberikan firman-Nya demikian: “Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini” (Injil, Rasul Markus 12:31). Bukankah firman Isa Al-Masih relevan dengan sifat Allah yang pengasih dan penyayang?
Nah, bagaimana perasaan Anda jika yang diperbudak adalah Anda, istri, anak-anak, dan keluarga yang lain? Maukah Anda mengenal Isa Al-Masih dan ajarannya lebih lanjut?
~
Solihin
~
Agama kalian agama yang katanya penuh kasih. Tuhan kalian katanya Tuhan yang juga penuh kasih. Lalu dimana letak kasih bagi bangsa Palestina yang sekarang terjajah oleh Israel dan mendapat dukungan penuh AS (yang mayoritas seagama dengan kalian)? Kalian berkoar-koar perbudakan, lantas mana suaramu atas penjajahan oleh rekan-rekan seagamamu di Irak?
~
Saputro,
Persoalan Palestina adalah persoalan politik karena adanya kepentingan negara. Adalah tidak bijak menarik persoalan politik ke ranah agama. Sedangkan saya dan Anda tidak tahu secara pasti penyebab dan motivasi konflik tersebut.
Lagi pula, di Palestina bersifat multiagama, multietnis, dan sebagainya. Saya pun menolak segala bentuk kekerasan dan koflik atas nama apapun. Sebab hal itu bertentangan dengan firman Isa Al-Masih.
Itu sebabnya, hanya Isa Al-Masih kunci untuk kedamaian dunia ini. Nah, apa Anda mau mengenal Isa Al-Masih lebih lanjut? Bagaimana?
~
Solihin
~
Terdeteksi adanya paham liberal ini situs. Bisa-bisanya membahas perbudakan tidak ada literatur. Di video menurut pakar, menurut pakat; katanya, katanya. Berbicaralah dengan dalil, para sahabat, para tabiin, dan empat mazhab.
~
Muhammad Hafidz Amrullah,
Bukankah dalil kitab suci Injil telah dicantumkan dalam video tersebut? Isa Al-Masih berfirman agar memperlakukan orang lain seperti diri kita mau diperlakukan baik oleh orang lain. Apakah Anda keberatan dengan hukum yang disampaikan Isa Al-Masih ini?
Firman Isa Al-Masih itu menegaskan bahwa siapapun pasti menyetujui hukum universal tersebut. Sebab tiap orang menghendaki agar mendapatkan perlakuan yang baik dari orang lain. Apakah Anda menyetujui perbudakan? Tentu tidak, bukan?
Nah, bagaimana perasaan Anda membaca firman Isa Al-Masih itu? Maukah Anda mengenal Isa Al-Masih lebih lanjut?
~
Solihin
~
Bisakah anda tidak memulai sesuatu yang menimbulkan kegelisahan antar umat beragama?
~
Muhammad Iqbal,
Tidak ada niat untuk menggelisahkan hati siapapun. Tetapi bila ada hati yang gelisah karena fakta yang diungkapkan, maka seharusnya ini menjadi refleksi bagi Anda untuk mengkaji ajaran dan tindakan perbudakan.
Allah maha pengasih dan penyayang. Sesuai dengan sifat Allah, maka Allah tidak berkenan pada segala bentuk perbudakan, termasuk perbudakan dosa.
Itu sebabnya, Isa Al-Masih nuzul ke dunia untuk membebaskan manusia dari perbudakan dosa, termasuk perbudakan dalam bentuk fisik. Isa Al-Masih berfiman untuk menyayangi sesama (Injil, Rasul Markus 12:31). Nah, apa Anda mau mengenal Isa Al-Masih lebih lanjut?
~
Solihin
~
Terima kasih atas iklan ini, berkatnya saya mantap mualaf dan meninggalkan agama Katholik saya. Hanya agama Islam bisa menyelamatkan saya. Bukan ajaran atau agama yang diadopsi dari penjajah laskar Kristus dari barat.
Logikanya, masak domba mengusir domba? Satu lagi umat Kristen tidak akan pernah melawan musuh, malah jika pipi kanan ditampar, maka mereka akan memberi pipi kiri untuk ditampar.
~
Ai Candra,
Pernyataan demikian bisa disampaikan oleh siapa saja. Walaupun tidak dapat dipastikan bahwa Anda benar-benar beragama Katolik. Lagi pula, agama tidak dapat menyelamatkan Anda di akhirat nanti. Tidak ada dalil mengenai hal itu di kitab manapun, termasuk kitab suci Injil dan Al-Quran.
Isa Al-Masih mengajarkan untuk tidak membalas perbuatan orang yang menyakiti, bahkan mendoakan musuh (Injil, Rasul Besar Matius 5:44). Ajaran ini merupakan ajaran yang menghargai manusia pada tataran tertinggi. Hal ini yang dicontoh oleh Mahatma Gandhi dan Nelson Mandela dalam perjuangan mereka terhadap penjajahan.
Itu sebabnya, Isa Al-Masih pun menyayangi saya dan Anda dan menghendaki Anda selamat di akhirat. Sebab hanya Isa Al-Masih yang dapat menyelamatkan Anda di akhirat nanti. Maukah Anda mempertimbangkan untuk percaya pada Isa Al-Masih?
~
Solihin
~
Belajarlah menghargai perbedaan.
~
Awokawok,
Saya adalah pribadi yang senang menghargai perbedaan. Apakah Anda menemukan pemaksaan pendapat pada komentar saya dan video di atas? Tidak, bukan?
Hal yang mengejutkan buat saya adalah Isa Al-Masih pun menghargai perbedaan. Tatkala murid-murid Isa Al-Masih mengundurkan diri dan tidak mengikuti Dia lagi, maka Isa Al-Masih tidak memaksa para murid untuk tetap bertahan, tetapi berkata, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” (Injil, Rasul Besar Yohanes 6:67).
Saya pun tidak memaksa siapapun di forum ini. Tetapi apakah menawarkan untuk memikirkan tentang kepastian selamat yang diberikan Isa Al-Masih adalah salah? Maukah Anda mempertimbangkan untuk mempelajari Isa Al-Masih?
~
Solihin
~
Apakah perlu kami buat tandingan misi ini?
~
Cermati.com,
Tiap orang berhak untuk membuat pernyataan atau pendapat, sekaligus meluruskan pandangan orang lain terhadap sebuah isu. Video di atas merupakan usaha untuk meluruskan pandangan tentang perbudakan. Sebab Isa Al-Masih tidak menyetujui alasan apapun tentang perbudakan.
Hal ini mengejutkan, bukan? Itu sebabnya, Isa Al-Masih berfirman, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Injil, Rasul Besar Matius 7:12).
Apakah firman Isa Al-Masih ini layak dibuat tandingan? Bukankah Isa Al-Masih memikirkan kemaslahatan umat manusia, termasuk kepastian selamat di akhirat? Maukah Anda mempertimbangkan untuk belajar tentang Isa Al-Masih?
~
Solihin
~
Mana ada surah di Qur’an menyuruh perbudakan, yang ada anjuran untuk membebaskan budak, & memperlakukan budak dengan baik. Rosullulloh & para sahabatnya saja dalam perjalanan hidupnya banyak memerdekakan budak, menghapus perbudakan dengan mempekerjakan & memberinya upah/makan, diperbolehkan dijadikan istri.
Banyak yang menjadi penghafal Qur’an & bahkan ahli hadist. Belajar Islam dari alim ulama fuqoha biar tambah pintar.
~
Siti Maryam,
Saya menghargai pendapat Anda tentang Al-Quran melarang perbudakan, sekalipun Al-Quran mencatat tentang perbudakan, bahkan mengawini budak-budak yang dimiliki (Qs 4:3). Artinya konsep perbudakan sudah diajarkan dalam Al-Quran.
Mempelajari Al-Quran dan Isa Al-Masih, maka firman Isa Al-Masih berikut memberikan penegasan untuk memperlakukan manusia dalam tataran tertinggi, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Injil, Rasul Besar Matius 7:12).
Bukankah ini menyenangkan dan membahagiakan? Lebih dari itu, Isa Al-Masih pun memberikan kepastian selamat di akhirat. Apa Anda mau mempelajari tentang Isa Al-Masih lebih lanjut?
~
Solihin
~
Tagline site anda yang menggambarkan seakan-akan keduanya bisa saling menghormati dan mentoleransi satu sama lain, tapi mengapa isinya menyudutkan/cenderung menyalahkan salah satunya? Saya sarankan anda belajar lebih dalam lagi tentang keyakinan anda karena tidak bisa anda mereferensikan sesuatu kepada khalayak jika anda sendiri tidak memahami/mempelajarinya dengan baik.
Saya harap admin segera menemukan pencerahan dan tidak menyebarkan kebohongan yang menimbulkan kebencian.
~
Lucky,
Saya setuju dengan Anda bahwa penting sekali untuk mempelajari keyakinan yang dianut. Saya membaca di kitab suci Injil bahwa Isa Al-Masih menentang perbudakan. Itu sebabnya, Isa Al-Masih pernah berfirman, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Injil, Rasul Besar Matius 7:12).
Bukankah ini pengajaran yang sangat indah? Lebih dari itu, Isa Al-Masih pun menegaskan tentang perbudakan dosa. Manusia yang melakukan dosa adalah budak dosa. Itu sebabnya, Isa Al-Masih nuzul ke dunia untuk membebaskan manusia dari perbudakan dosa.
Maukah Anda mengenal Isa Al-Masih lebih lanjut yang dapat membebaskan Anda dari perbudakan dosa? Mengapa? Bisa dijelaskan?
~
Solihin
~
Niat sekali mempromosikan perbudakan yang jadi objeknya itu Islam sampai rela mengiklan. Pakar Islam, siapa yang disebut pakar Islam?
Di Islam jelas, siapa pakarnya. Siapa yang menulis hadist-hadistnya. Kalau narasi ini menyembunyikannya (nama pakar). Artinya ini hanya menyebar hoax saja, tidak berdasar dan sesat.
~
Deni,
Menjelaskan dan memperbandingkan konsep ajaran Isa Al-Masih dan Islam diperlukan. Video di atas pun sudah mencantumkan sumber referensi artikel yang dapat diperiksa kebenarannya tentang pernyataan pakar Islam mengenai perbudakan.
Isa Al-Masih tidak menghendaki adanya perbudakan. Perbudakan merupakan bentuk penindasan dan menghilangkan jati diri manusia yang begitu berharga di hadapan Allah. Bagaimana pendapat Anda tentang perbudakan?
Itu sebabnya, Isa Al-Masih nuzul ke dunia untuk membebaskan manusia dari perbudakan, termasuk perbudakan dosa. Bagaimana perasaan Anda mengetahui bahwa Isa Al-Masih dapat membebaskan Anda dari perbudakan dosa?
~
Solihin
~
Adminnya menyadari tidak kalau sebelum Islam datang masyarakat Arab atau penduduk bumi sebelum Islam beragama apa. Ada Yahudi, Nasrani, Majusi dan lain-lain.
Nah, apakah perbudakkan itu terjadi di awal-awal kedatangan agama Islam atau sebelumnya? Jadi, tradisi perbudakan itu bukan datang dari Islam. Nabi Muhammad S.A.W malah menganjurkan untuk memerdekakan para budak.
Pakar Islam yang tidak disebutkan di atas, merupakan dalih-dalih kalau itu merupakan asumsi Adminnya sendiri.
~
Dave,
Tepat sekali bahwa Yahudi dan Nasrani sudah terlebih dulu ada di Jazirah Arab. Tetapi apakah Anda membaca sejarah bahwa terjadi perbudakan di masa itu yang mengibiri hak-hak budak?
Saya membaca sebuah teks Al-Quran yang berbunyi, “…Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya” (Qs 4:3). Saya bertanya. Mengapa budak-budak dinikahi padahal sudah mempunyai istri?
Isa Al-Masih tidak pernah mengizinkan perbudakan. Sebab manusia adalah ciptaan Allah yang mempunyai perasaan. Itu sebabnya, Isa Al-Masih nuzul ke dunia untuk menghapuskan perbudakan dari dosa. Maukah Anda mengenal Isa Al-Masih yang dapat membebaskan Anda dari perbudakan dosa?
~
Solihin
~
Islam datang untuk membebaskan perbudakan. Kalau Islam tidak masuk ke Indonesia, kalian pasti masih jadi jajahan (budak) Belanda. Islam menganjurkan membebaskan, mengawini budak-budak (yang otomatis berhenti statusnya sebagai budak), dengan pahala syurga.
Masak ada seorang raja punya anak berstatus budak (nya)? Islam (yang dalam agama lain tak ada) punya sistem, yang dengan sistem itu pada akhirnya takkan ada lagi perbudakan. Yang meninggikan derajat manusia di sisi Allah adalah taqwa, bukan status sosial, atau ras.
~
Munakip,
Perjuangan kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh segenap komponen bangsa, yaitu Nasrani, Islam, Hindu, Budha, dan yang lainnya. Saya berpendapat bahwa pernyataan di atas muncul karena tidak pernah membaca sejarah. Mohon maaf saya menyampaikan hal ini.
Jika disebutkan bahwa budak-budak yang dinikahi berhenti statusnya menjadi budak, dimanakah bukti mengenai itu di dalam Al-Quran? Hal ini berbeda dengan Isa Al-Masih. Isa Al-Masih nuzul ke dunia untuk membebaskan manusia dari perbudakan. Perbudakan membelenggu dan mengibiri hak-hak manusia dan perasaannya.
Nah, bagaimana perasaan Anda jika dibebaskan dari perbudakan dosa oleh Isa Al-Masih?
~
Solihin
~
Dimana tertulis di Bible bahwa Yesus membenci perbudakan? Justru jelas tertulis di Bible bahwa setiap budak harus mengikuti apapun perintah dari tuannya. Bahkan di Amerika ada Bible yang diperuntukan khusus untuk para budak.
~
Belalaikhan,
Anda memberikan pertanyaan yang menarik. Kitab suci Injil menjelaskan ajaran Isa Al-Masih untuk menyayangi Allah dan sesama seperti menyayangi diri sendiri (Injil, Rasul Markus 12:30-31).
Bagaimana mungkin Isa Al-Masih yang mengajarkan untuk menyayangi sesama menyetujui perbudakan? Bahkan Isa Al-Masih menyayangi manusia hingga “memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28).
Ini adalah bentuk pembebasan yang dilakukan Isa Al-Masih agar manusia bebas dari perbudakan dosa. Bukankah ini yang terpenting? Bagaimana perasaan Anda dibebaskan dari perbudakan dosa?
~
Solihin